Lompat ke konten

Pondok Pesantren Darul Arifin Jambi

Hikmah Pagi: Pesona Yang Fatamorgana

Hidup hanya sekali, harapan kita adalah datang dengan baik pulangpun dengan kondisi yang paling baik. Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قيل كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قال يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ.

Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, Allah jadikan ia beramal. Lalu para sahabat bertanya, Apa yang dimaksud dijadikan dia beramal? kemudian Beliau menjawab, Allah memberinya pertolongan untuk beramal shaleh (berbuat kebajikan) sebelum ia meninggal, kemudian dicabut nyawanya. (H.R. Ahmad dalam musnadnya, Jilid: 3/106 dan Tirmidzi dalam sunannya, Jilid: 4/450).

Namun dunia selalu menggoda keistiqamaan seseorang dengan berbagai rayuannya, sampai Umar Ibn Khattab berpesan melalui atsarnya, dunia apabila sudah melekat pada hati seseorang maka akan mewariskan empat hal,

قَقْرٌ لاَ يُدْرَك غناَه، وهّمٌّ لاَ يَنْقَضِى مَدَاه، وَشُغْلٌ لا يَنْفَدُ أُولاَه، وأَمَل لا يَبْلُغ مُنْتَهاَهُ.

Tidak pernah merasa cukup dan merasa selalu dalam kefakiran, kegalauan yang tidak ada habisnya, tidak terlepas dari kesibukan yang melelahkan, dan angan-angan yang tidak akan pernah tercapai. (Lihat: Zahrul Adab Wa Tsamarul Albab, Jilid: 1/72). Semoga Allah menjaga kita dalam keistiqamaan dan menjaga kita dalam kebaikan, sampai husnul khatimah. Aamien Allahumma Aamien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait