Di ceritakan suatu hari terjadi perselisihan antara Husain Ibn ‘Ali (W. 61 H) dan saudara sebapaknya yaitu Muhammad Ibnu Hanafiah (W. 81 H), belum lewat dua malam Ibnu Hanafiah mengirim surat kepad Husain, beliau menulis: selanjutnya, sesungguhnya bapak kita satu, tidak ada yang paling mulia diantar satu dengan yang lain sedangkan ibu anda Fatimah Az- Zahra (W. 11 H), di mana kedudukan ibu saya di bandingkan dengan ibu anda? Engkau adalah cucu Rasulullah, di mana kedudukan saya terhadap diri anda. Kami mohon jika sampai surat ini maka datanglah kepada kami segera dan ajaklah kami untuk islah karena Nabi mengatakan: “yang paling baik diantara keduanya orang yang memulai mengucapkan salam” dan engkau lebih baik dari kami. Wassalam
Lihatlah akhlak mendahulukan utuk kebaikan, dengan sangat mungkin Ibnu Hanafiah datang menemui Husain dan mengucapkan salam. Ia mendapatkan pahala, tapi ia mendahulukan Husain terhadap dirinya untuk mendapatkan pahala kebaikan dan beliau meningatkan bahwa Husain itu lebih baik darinya, agar ia segera untuk datang karena orang baik akan terus menjadi orang baik.
Tapi itsar ( mendahulukan orang lain- ini sudah hilang walaupun ganjarannya surga dulu para sahabat Rasululah berlomba lomba untuk berjihad melawan musuh, sampai bapak dan anak berebutan untuk berjihad jika mereka berhalangan untuk jihad bersama mereka mengadakan undian kalau dalam undian nama anaknya yang kelaur ia mengatakan “dulukan aku dahulu wahai anakku” tapi anaknya menjawab wahai bapak kami ini surga kalau selain surga mungkin kami akan mendahulukan diri njenengan?
Tidak diragukan lagi kita muslimin menginginkan pahala maupun surga, tetapi ketika saling berlomba lomba untuk mendapatkan surge, paling semangat. Mencintai kebaikan itu untuk semua orang bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain juga. Terdapat sya’ir yang cukup indah,
وَلَوْ أَنّيِ حُبِيْتُ الخُلْدَ فَرْدًا * لَمَّا اَحْبَبْتُ بِالْخُلْدِ انْفِرَادَا
فَلاَ هَطَلَتْ عَلَيَّ وَلاَ بِأَرْضِيْ * سَحَائِبُ لَيْسَ تَنْتَظِمَ العِبَادَا
Andaikan saya mencintai kekekalan sendirian, namun saya tidak dapat mencintainya seorang diri. (Lihat: Sahirul Layali Fi Riyadlil Jannah, Hal. 198-199). Tidaklah turun kepada saya maupun bumi, awan-awan yang bukan untuk mengatur peribadatan.
Mari senantiasa bedo’alah kepada Allah untuk selalu dalam kebaikan dan keberkahan bagi kaum muslimin dan kami tidak memohon kepada-Mu dari do’a kecuali cakupkanlah semua kaum muslimin.
Semoga Allah menjaga kita semuanya Aamien Allahumma Aamien, Al-Faqir Ila Allah, ZA.
#hikmahpagi #darularifin #infokajian #ngajibareng #kisahmuslim #kitabkuning #kotajambi