Terdapat suatu riwayat dari salah seorang ulama yang menceritakan bahwa suatu ketika Abdullah Ibn Mubarak (W. 181 H) pernah tiba di Syam untuk menemui dan berguru dengan salah satu Ulama besar hadits Syam yaitu Imam al-Auza’i (W. 157 H). Saya melihatnya kemudian ia bertanya kepada saya, Siapa ahli Bid’ah yang muncul dari Kufah yang disebut dengan kunyah Abu Hanifah?
Saya kemudian pulang ke rumah lalu mengambil kitab-kitab Abu Hanifah, saya mengeluarkan beberapa permasalahan darinya setelah itu saya membawanya ke hadapan Abdullah Ibn Mubarak.
Kemudian beliau bertanya, kitab apa ini?
Saya lantas memberikan kitab itu kepadanya sampai beliau membaca beberapa permasalahan yang ada di dalamnya. Beliau terus saja berdiri setelah adzan dikumandangkan hingga beliau membaca bagian awal kitab. Setelah itu beliau menaruh kitab tersebut di dalam lengan bajunya, kemudian mengerjakan shalat, setelah itu mengeluarkan kitab tersebut dan membacanya lagi.
Kemudian Abdullah Ibn Mubarak bertanya kepada saya, siapakah Nu’man Ibn Tsabit itu?
Saya menjawab, seorang Syaikh atau Kyai yang saya temui di Irak.
Abdullah Ibn Mubarak mengatakan, beliau ini adalah seorang Syaikh besar lagi mulia. Pergilah dan banyak-banyaklah menimbah ilmu darinya.
Saya berkata, inilah Abu Hanifah yang saya engkau larang berguru padanya. (Lihat: Tarikh Baghdad, Jilid: 13/338).
Berfikir negatif terkadang sering menyelimuti pikiran kita, sehingga akan berdampak kemana-mana. Padahal berfikir positif jauh akan selalu membuat kita bahagia dan indah.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita semuanya Aamien Allahumma Aamien. Al-Faqir Ila Allah, ZA.