Lompat ke konten

Pondok Pesantren Darul Arifin Jambi

Hikmah Pagi: Amal Shalih Menjadikan Jalan Keluar Setiap Kesusahan

Ketika kita ingat akan kisah Nabiyullah Yunus ‘Alaihis Salam, tatkala beliau dalam keadaan marah kepada kaumnya. Hal ini mungkin menurut beliau adalah suatu hal yang biasa, bagaimana kaumnya tidak mau beriman kepada Allah dengan seruannya. Namun yang menjadi permasalahan ketika beliau pergi tanpa mengantongi izin dari Rabb-Nya.

Nabi Yunuspun pergi naik perahu yang penuh dengan muatan, sedangkan para penumpang marasakan beban yang sudah cukup berat dan mereka kwatir akan tenggelam semuanya ke lautan. Akhirnya mereka mengadakan undian, untuk menentukan siapa yang akan dilempar ke laut untuk meringankan beban muatan perahu tersebut. Akhirnya undian itu jatuh kepada Nabi Yunus. Maka beliaupun kalah dalam undian tersebut, kemudian pakaian beliau dilucuti dan dilemparkan ke laut kemudian ditelan dengan ikan yang cukup besar. (Lihat: Jaami’ Fii Ahkamil Qur’an, Jilid: 17/123).

Maka Nabi Yunuspun dibawa pergi dengan ikan besar tersebut, beliau berdo’a tidak berhenti ditiga kegelapan: kegelapan perut ikan, kegelapan malam dan kegelapan lautan. Bacaan tasbih untuk terus mengagungkan nama Allah tidak pernah berhenti beliau ucapkan.

Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan tatkala mengomentari surat al-Anbiya’: 88,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ *

Maka Kami kabulkan do’anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.

Ibn Katsir mengatakan: tatkala orang mendapatkan kesulitan kemudian membaca do’a dan kembali kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan do’anya. Sebagaimana sabda Rasulullah,

دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ: (لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ) فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ

Doa Dzun Nun (Yunus) ketika ia memohon dari dalam perut ikan ; (Lailaha illa Anta Subhanaka inni kuntu minadz dzalimin) Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah memohon sesuatu, melainkan pasti Allah akan mengabulkan permohonannya. (H.R. An-Nasa’i, dalam sunannya, Jilid : 6/168).

Dalam surat ash-Shoffat Allah juga berfirman ayat: 143-144,

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ * لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ *

Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah * Niscaya dia akan tetap tinggal di dalam perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit.

Imam al-Qatadah meriwayatkan disamping beliau benyak berdzikir Nabi Yunus juga banyak meluangkan waktu untuk shalat dan munajat kepada Allah. Maka para ulama mengatakan: Amal shalih bisa menyelamatkan dari keterpelesetan atau sedang dalam kondisi terpuruk sebagai sebuah sandaran. (Lihat: al-Kasysyaf, Jilid: 4/61-62).

Semoga Allah menyelamatkan kita di dunia dan akhirat Aamien Allahumma Aamien. Al-Faqir Ila Allah, ZA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait