Surat cinta itu sudah lama di rumah kita, namun apa daya kita tak mampu membukanya. Bahkan menengoknyapun jarang, kita lebih suka membaca koran, media sosial dari pada surat cinta-Mu yang turun dari langit.
Kalaupun kami baru memahami, kamipun akan memperdebatkannya hingga tiada henti. Sampai kami lupa untuk mengamalkannya dalam perjalanan hidup ini.
Ya Rabb, kami tau banyak hadits tentang keutamaannya bahkan bisa menjadikan penolong di hari nanti, sebagaimana kekasih-Mu bersabda,
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ
Bacalah oleh kalian al-Qur’an karena dia akan datang pada hari kiamat, memberikan syafa’at bagi yang mau mempelajarinya (/membaca, /menghafal, dan / mengamalkannya). (H.R. Ahmad dalam musnadnya, Jilid: 5/249).
Namun kami lupa Ya Rabb, kami pun ingat cerita: Tatkala Khalid Ibn Walid beranjak tua, ia mengambil Al-Qur’an dan menangis. Ia pun berkata, “Kami disibukkan jihad sehingga kami belum sempat merasakan keindahan Al-Qur’an.” Alangkah indahnya udzur ini. (Lihat: Mushonnaf Ibn Syaibah, Jilid: 4/214).
Sekarang udzur apa yang akan kita katakan? Kalau Khalid bin Walid sibuk berjihad untuk menegakkan agama Allah, lalu apa yang akan kita katakana nanti dihadapan-Nya? Ya Allah kami tak sanggup menjawab apapun, kecuali linangan air mata, jika engkaupun sudi menerimanya.
Rasul-Mupun tak henti-hentinya mengingatkan melalui Abi Sa’iid, beliau bersabda,
وَعَلَيْكَ بِذِكْرِ اللهِ تَعَالَى وَتِلاَوَةِ الْقُرآنِ فَإِنَّهُ رُوحُكَ في السَّمَاءِ وَذِكْرُكَ في الأَرْضِ
Hendaklah engkau selalu dalam keadaan berdzikir kepada Allah Ta’ala dan membaca Al-Qur’an karena itu ruhmu di langit dan dzikirmu di bumi. (H.R. Imam Ahmad dalam kitab at-Tanwir Sharh Jami’ish Shogir, Jilid: 3/313).
Ya Allah kami malu, mudahkanlah kami dalam menikmati surat cinta-Mu. Semoga Allah senantiasa memudahkan kita untuk selalu dekat dengan surat cinta-Nya, sehingga kita merasakan begitu besar cinta-Nya kepada kita, sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang dilalaikan-Nya.
Ya Allah jadikan kami Ahlu Qur’an, Aamien Allahumma Aamien.
(Lihat Hikmah Pagi 205)