Lompat ke konten

Pondok Pesantren Darul Arifin Jambi

Hikmah Pagi: Begitu Berat Tanggung Jawab di Akhirat

Dikatakan dalam beberapa literatur, ketika Abu Hurairah (perawi hadits terbanyak) menyampaikan hadits ini beliau menangis terisak-isak sampai pingsan tiga kali; karena takutnya kepada Allah dan Rasulnya. Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يَنْزِلُ إِلَى الْعِبَادِ لِيَقْضِيَ بَيْنَهُمْ، وَكُلُّ أُمَّةٍ جَاثِيَةٌ، فَأَوَّلُ مَنْ يَدْعُو بِهِ رَجُلٌ جَمَعَ الْقُرْآنَ، وَرَجُلٌ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ كَثِيرُ الْمَالِ، فَيَقُولُ اللَّهُ لِلْقَارِئِ: أَلَمْ أُعَلِّمْكَ مَا أَنْزَلْتُ عَلَى رَسُولِي؟ قَالَ: بَلَى يَا رَبِّ، قَالَ: فَمَاذَا عَمِلْتَ فِيمَا عُلِّمْتَ؟ قَالَ: كُنْتُ أَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: كَذَبْتَ، وَتَقُولُ لَهُ الْمَلَائِكَةُ: كَذَبْتَ، وَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ: إِنَّ فُلَانًا قَارِئٌ، وَقَدْ قِيلَ ذَاكَ.
وَيُؤْتَى بِصَاحِبِ الْمَالِ، فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: أَلَمْ أُوَسِّعْ عَلَيْكَ، حَتَّى لَمْ أَدَعْكَ تَحْتَاجُ إِلَى أَحَدٍ؟ قَالَ: بَلَى، يَا رَبِّ، قَالَ: فَمَاذَا عَمِلْتَ فِيمَا آتَيْتُكَ؟ قَالَ: كُنْتُ أَصِلُ الرَّحِمَ، وَأَتَصَدَّقُ، فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: كَذَبْتَ، وَتَقُولُ لَهُ الْمَلَائِكَةُ: كَذَبْتَ، وَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ: فُلَانٌ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ ذَاكَ.
ثُمَّ يُؤْتَى بِالَّذِي قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: فِي مَاذَا قُتِلْتَ؟ فَيَقُولُ: أُمِرْتُ بِالْجِهَادِ فِي سَبِيلِكَ، فَقَاتَلْتُ حَتَّى قُتِلْتُ، فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ: كَذَبْتَ، وَتَقُولُ لَهُ الْمَلَائِكَةُ: كَذَبْتَ، وَيَقُولُ اللَّهُ: بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ: فُلَانٌ جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ ذَاكَ، ثُمَّ ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رُكْبَتِي، فَقَالَ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، أُولَئِكَ الثَّلَاثَةُ أَوَّلُ خَلْقِ اللَّهِ تُسَعَّرُ بِهِمْ النَّارُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Sesungguhnya Allah yang Maha tinggi dan Maha suci akan turun kepada hamba pada Hari Kiamat untuk memberikan keputusan di antara mereka. Dan setiap umat dalam kondisi berlutut. Kemudian orang yang pertama kali dipanggil adalah orang yang menghafal Al-Quran, orang yang terbunuh di jalan Allah, dan orang yang banyak harta. Maka Allah bertanya kepada sang qari (orang yang biasa membaca Al-Quran): ‘Tidakkah Kuajarkan kepadamu apa yang saya turunkan kepada Rasul-Ku?’Dia menjawab: ‘Benar wahai Tuhanku’. Allah bertanya lagi: ‘Apa yang kamu perbuat terhadap apa yang sudah kamu ketahui itu?’Dia menjawab: ‘Saya menjalankannya sepanjang malam dan sepanjang siang’. Maka Allah berkata: ‘Kamu telah berdusta’. Dan para Malaikat berkata kepadanya : ‘Kamu telah berdusta’. Kemudian Allah berkata kepadanya:‘Justru kamu melakukan hal itu dengan maksud agar dikatakan: Si fulan adalah qari’. Dan hal itu telah dikatakan kepadamu.

Kemudian didatangkan orang yang mempunyai banyak harta. Allah berkata kepadanya: ‘Tidakkah sudah Kulimpahkan harta kepadamu hingga kamu tidak membutuhkan siapa pun?’. Orang itu menjawab: ‘Benar wahai Rabbku’. Allah bertanya lagi: ‘Apa yang kamu kerjakan terhadap harta yang Kuberikan kepadamu itu?’. Dia menjawab: ‘Saya menggunakannya untuk menyambung silaturrahmi dan bersadaqah’. Allah berkata kepadanya: Kamu telah berdusta’. Para Malaikat juga berkata kepadanya: ‘Kamu telah berdusta’. Kemudian Allah berkata,
‘Justru kamu melakukan itu dengan maksud agar dikatakan: Si Fulan adalah lelaki yang dermawan’. Dan hal itu sudah dikatakan kepadamu.
Kemudian didatangkan orang yang terbunuh di jalan Allah. Maka Allah berkata,

‘Dalam rangka apa kamu terbunuh?’. Dia menjawab: ‘Saya diperintah berjihad di jalan Engkau. Maka saya berperang hingga terbunuh’. Allah berkata kepadanya,

‘Kamu telah berdusta’. Para Malaikat juga berkata kepadanya: ‘Kamu telah berdusta’. Allah berkata: ‘Justru kamu melakukan itu agar dikatakan kepadamu: Si Fulan adalah pemberani’. Dan hal itu telah dikatakan kepadamu. Kemudian Rasulullah saw menepuk kedua lututku sambil berkata: ‘Wahai Abu Hurairah! Ketiga golongan itu adalah makhluk yang pertama kali Neraka dinyalakan untuk mereka pada Hari Kiamat’.” (HR. Tirmidzi, dalam sunannya, Jilid: 4/591 dan Ibn Hibban, dalam Shohih Ibn Hibban, Jilid: 2/135).

Begitu beratnya tanggung jawab akhirat, semoga Allah senantiasa memberikan ma’unah dan kekuatan sehingga kita selalu istiqomah di jalan-Nya aamien Allahumma aamien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait