Lompat ke konten

Pondok Pesantren Darul Arifin Jambi

Hikmah Pagi: Kenikmatan Yang Sangat Berharga

Ketika kita merenungkan judul di atas, mungkin kita akan menyangka bahwa kenikmatan berharga adalah harta yang banyak, asset yang berlimpa, jabatan yang tinggi dan lain-lain. Padahal apabila kita renungkan secara mendalam, dari semua itu ada satu kenikmatan yang tak akan tergantikan oleh apapun, yaitu kenikmatan ketika kita mampu menumpahkan air mata kita karena rasa takut dan tumpukan dosa yang kita lakukan.

Tatkala seseorang masih Allah mampukan untuk menangis, berarti hatinya masih dipenuhi dengan ruh keimanan yang menjaga dirinya. Sebagaimana bumi yang disiram dengan air hujan seperti menumbuhkan kehidupan yang baru dengan menumbuhkan banyak tumbuhan.

Maka tak heran jika Adl-Dlahak Ibn Muzaahim (W. 106 H), ketika sore hari beliau selalu mengucurkan air mata! Kemudian beliau ditanya, apa yang menyebabkan anda menangis? Beliau menjawab: kami tidak mengetahui amalan apa yang akan diangkat pada hari ini ke langit? Ini yang menyebabkan saya menangis.

Ka’ab Ibn Akhbar (W. 32) mengatakan: ketika saya mempu menangis karena rasa takut kepada Allah lebih kami cintai dibandingkan sedekah dengan emas.

Begitupun Ibn Munkadir (W. 130 H), diceritakan bahwa tatkala beliau menangis, beliau mengusap wajah dan janggutnya yang terkena cucuran air mata beliau, seraya beliau mengatakan: ‘’telah sampai kepada saya tempat yang tidak akan disentuh oleh api neraka, sambil beliau mengusap air matanya’’.

Maka disampaikan oleh para ulama, bahwa orang-orang shaleh hanya menangis tatkala,

  • Mereka mengingat dosa dan keburukan yang pernah dilakukan,
  • Selalu berfikir dan teringat, apa nanti bekal yang akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah,
  • Mereka sangat takut dengan adzab Allah, dan takut amal mereka ditolak oleh Allah ta’ala.
  • Mereka sangat takut meninggal, tatkala belum ada perbekalan yang cukup untuk menghadap Sang Pencipta,
  • Mereka sangat rindu ingin berjumpa dengan Rasulullah dan Allah Jalla Wa ‘Ala. (Lihat: ‘Indamaa Yahlu al-Masaa, Hal: 192-193).

Semoga Allah mampukan kita untuk meneteskan air mata, untuk merenungkan dosa-dosa kita yang semakin menggurita dan menangis karena takut kepada Allah.

Dan semoga Allah selamatkan kita di dunia maupun diakhirat kelak Aamien Allahumma Aamien. Al-Faqir Ila Allah, ZA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait