Kebahagiaan apalagi kesenangan yang didapatkan seseorang terkadang diekspresikan terlalu berlebihan, mengekspresikan kebahagiaan tidak salah dan itu diperbolehkan sebagaimana di ayat terakhir surat ad-duha : ‘’’dan tatkala mendapatkan nikmat dari Rabbmu maka ceritakanlah’’. Hal ini sah-sah saja yang tidak diperbolehkan adalah ekspresi yang terlalu berlebihan.
Mari kita belajar dari kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam,
يَا بُنَيَّ لاَ تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُواْ لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلإِنسَانِ عَدُوٌّ مُّبِين
Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah engkau menceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka akan membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (QS. Yusuf: 5).
Nabi Ya’qub tatkal mendengarkan mimpi Yusuf, beliau langsung memperingatkan Nabi Yusuf untuk tidak menceritakan kepada saudara-saudaranya. Karena boleh jadi mereka mengetahui arti mimpi tersebut, sehingga mereka dengki kepada Nabi Yusuf. Karena kedengkian dikwatirkan mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang membahayakan. Karena itu Nabi Ya’kub berkata kepada Nabi Yusuf,
‘’Wahai anakku janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudarmu, mereka akan membuat tipu daya untuk membinasahkanmu”. Ayat ini meberikan kabar untuk merahasiakan nikmat yang besar sampai ia benar-benar terwujud. (Lihat: Tafsir Ibn Katsir, Jilid: 2/469). Sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadits:
اِسْتَعِيْنُوا عَلَى قَضَاءِ الحَوَائِجِ بِالْكِتْمَانِ، فَإِنَّ كُلَّ ذِيْ نِعْمَةٍ مَحْسُوْد
“Sukseskanlah penyelesaian hajat kalian dengan menyembunyikan (hajat tersebut), karena setiap orang yang memiliki nikmat pasti akan mendapatkan sikap hasad (dari orang lain)”. (H.R. Ibn Abi Dunya, dalam Musnad ar-Rayyany, Jilid: 4/145).
Larangan Ya’qub terhadap yusuf untuk menceritakan mimpiny kepada saudara-saudaranya juga bisa disimpulkan bolehnya tidak memperlihatkan nikmat kepada orang yang dikwatirkan akan menimbulkan kedengkian (hasad).
Karena setiap orang memiliki sifat hasad ataupun kecemburuan yang berbeda-beda, ada yang kapasitasnya rendah, sehingga tidak menimbulkan adanya hasad yang negatif ataupun iri hati, dan ada yang kapasitasnya tinggi sehingga mudah sekali merasa hasad dan dengki terhadap orang lain.
Salah seorang ulama berkata: “(sifat hasad) adalah penyakit hati yang dominan (dalam diri manusia), tidak ada yang selamat darinya kecuali sangat sedikit dari kalangan manusia, oleh sebab itu dikatakan: “Tidaklah satu jasadpun yang selamat dari adanya sifat hasad, akan tetapi orang yang buruk menampakkannya, sedangkan orang yang baik menyembunyikannya”. (Lihat: Majmuul Fatawa, Jilid: 10/124).
Al-Qur’an adalah pegangan dan pegangan yang paling indah, maka hindarilah postingan yang bisa berakibat kedengkian atau hasad seseorang sehingga akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan.
Semoga Allah menjaga kita di dunia maupun di akhirat kelak Aamien Allahumma Aamien. Al-Faqir Ila Allah, ZA.