Al-Imam al-Sya’bi, Ulama’ salaf Radhiyallaahu ‘Anhu mengatakan,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَصِيرَ الْعِلْمُ جَهْلاً وَالْجَهْلُ عِلْمًا
Tidak akan terjadi hari Kiamat, sehingga ilmu pengetahuan (Ilmu Agama) berubah menjadi kebodohan dan kebodohan menjadi ilmu pengetahuan. (Lihat: Jami’ul Ulum Wal Hikam Ibn Rajab al-Hambali, Hal. 41).
Menurut para ulama, atsar di atas meskipun sumbernya dari seorang ‘ulama salaf, memiliki posisi sebagaimana hadits marfu’, (hadits yang datangnya dari Nabi ﷺ. Karena substansi atsar tersebut tidak termasuk bagian dari wilayah nalar, akan tetapi pasti datang dari tuntunan syara’ atau Nabi ﷺ.
Hadits di atas menjadi kenyataan pada masa sekarang. Ilmu agama, yang memang merupakan ilmu pengetahuan hakiki, karena dapat mengantarkan seseorang pada keselamatan di dunia dan akhirat, dikesampingkan. Sedangkan kebodohan (hal-hal yang tidak begitu substansi) dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Sejak beberapa tahun terakhir ini, sebagian kalangan menganggap ilmu para ulama besar yang ahli dalam bidang tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, akidah dan tashawuf, yang menjadi fondasi peradaban umat Islam pada era keemasan Islam, kini telah dianggap sebagai kebodohan dan kemunduran. Sedangkan kebodohan seperti liberalisme, hermeneutika dan semacamnya, yang menjerumuskan seseorang pengetahuan yang jauh dari nilai-nilai Islam dijadikan panduan. Yang sedih bahkan sudah berani menghina dan menghujat para Ulama’ padahal mereka adalah simbol Agama.
Semoga Allah jaga kita dan para Ulama’ ‘Amilin Aamien.