Latar Belakang:
Cikal bakal pesantren sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang dimotori oleh KH. Kholil Bangkalan Madura, bahkan lahirnya bangsa Indonesia tidak lepas dari pondok pesantren yang akhirnya melahirkan ‘’Resolusi Jihad’’ yang dimotori oleh KH. Hasyim Asy’ari. Maka tak heran jika dahulu jebolan pesantren bisa memiliki pengaruh yang luar biasa bukan hanya di nusantara namun juga di timur tengah. Sebut saja Syekh Mahmud Termas yang memiliki murid dibelahan dunia serta karya-karya beliau di jadikan rujukan di timur tengah, Syekh Nawawi Bantani bukan hanya karya beliau yang banyak di kaji tapi beliau juga mufti pertama Hijaz dari bumi Indonesia. Syekh Utsman Tungkal bukan hanya sekedar karyanya yang dikaji di mana-mana, akan tetapi beliau mendirikan lembaga pendidikan dengan Syekh Muhsin al-Musawa sekolah di Mekkah yang diberi nama ‘’Darul Ulum’’ yang melahirkan banyak ulama yang tersebar di mana-mana.
Oleh sebab itu kebutuhan akan pendidikan pesantren sangat diperlukan terlebih dengan kemajuan zaman dan teknologi yang arusnya tidak bisa dibendung lagi. Juga maraknya belajar agama secara instan(Tanya Google) dan hanya sekedar copy-paste tanpa belajar menggali langsung dari sumbernya. Ini yang sangat mengkwatirkan karena belajar ilmu agama harus memiliki mata rantai (sanad) yang jelas sehingga ilmu yang di dapat dapat dipertanggung jawabkan.
Karena pesantren pernah mencapai puncaknya dengan melahirkan banyak tokoh bukan hanya sebagai penulis, penceramah akan tetapi juga seorang pejuang bahkan pemimpin perang menghadapi penjajah.
Maka kami yakin pesantren akan kembali pada titik ini yaitu masa keemasannya, yang akan melahirkan generasi penerus yang akan terus memberbaiki bangsa dengan melahirkan para pemimpin umat yang berakhlaqul karimah dan berkualitas dunia.
Sejarah Singkat :
Sebelum Pondok Pesantren berdiri, cikal bakal pesantren berawal dari pengajian dari masjid ke masjid yang diawali hanya 2 jamaah. Sejalan bergantinya hari, jumlah jamaah terus bertambah dan antusias masyarakat semakin tinggi. Maka saat memasuki tahun ke-5 tepatnya pada tanggal 5 Februari 2019 setelah istikharah panjang dan mendapatkan isyarat – isyarat kuat, maka dimulailah pesantren yang berawal dari 4 santri kemudian semakin hari semakin banyak yang berdatangan, hingga akhirnya ada yang memberikan satu unit rumah untuk dijadikan sebagai asrama dan memanfaatkan masjid untuk ruang belajar.
Semakin tingginya minat masyarakat untuk mengaji menyebabkan asrama tidak mampu untuk menampung lagi, sehingga pada pertengahan Juli 2019 setelah idul adha, dimulailah pembangunan ruang kelas dan asrama.
Mengawali tahun kedua perjalanan Pondok Pesantren Darul Arifin Jambi, kepercayaan masyarakat semakin meningkat, sehingga perlu dilakukan pengembangan. Maka pembangunan selanjutnya dilaksanakan di lokasi yang baru, yaitu Jl. Nes, Ds. Leban Karas, Kelurahan Pijoan, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Menjelang Ramadhan 1442 H, tepatnya tanggal 11 April 2021 / 28 Sya’ban 1442 H, kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan di lokasi yang baru.